Rabu, 26 Nov 2025
Kamis, 5 Des 2024 Kat : Kabar Kaowa

Langkah Positif Lindungi Elang Flores, Warisan Alam Indonesia

Elang Flores (Nisaetus floris), salah satu spesies burung endemik Indonesia yang hanya ditemukan di Nusa Tenggara, kini menjadi sorotan dalam upaya pelestarian satwa liar. Dengan habitat yang semakin menyempit, berbagai pihak terus berusaha memastikan keberlangsungan hidup burung pemangsa yang memiliki nilai ekologi dan budaya ini.

2 menit baca
Dilihat : 387x

Dalam sebuah pemantauan yang dilakukan oleh Kara Beer, Ahli Biologi Raptor asal Amerika Serikat, bersama Raptor Conservation Society Indonesia di Desa Kaowa, Kecamatan Lambitu, Kabupaten Bima, NTB, ditemukan sarang aktif elang Flores. “Habitat mereka yang unik dan spesifik menjadikan pelestarian hutan asli sangat penting untuk mendukung kehidupan spesies ini,” ujar Kara.

Elang Flores dikenal dengan bulu cokelat kehitaman, dada putih dengan corak cokelat kemerahan, serta garis khas pada ekornya. Hidup di hutan dataran rendah hingga ketinggian 1.000 meter, burung ini menjadi simbol keanekaragaman hayati Indonesia. Habitatnya tersebar di beberapa lokasi, seperti Hutan Mbeliling dan Taman Nasional Kelimutu, serta Pulau Lombok, Sumbawa, Rinca, dan Satonda.

Meski populasi elang Flores diperkirakan hanya tersisa 100 hingga 240 individu dewasa menurut IUCN, upaya pelestarian terus dilakukan. Salah satu kawasan yang masih menjadi tempat ideal untuk mengamati burung ini adalah Hutan Puar Lolo, Mbeliling, Manggarai Barat, NTT. Kawasan ini terjaga dengan baik, menjadi harapan untuk melestarikan burung raptor ini.

Bagi masyarakat adat Manggarai, elang Flores memiliki makna spiritual yang dalam. Burung ini dianggap sebagai leluhur yang tidak boleh disiksa atau dibunuh. Keyakinan ini menjadi pilar penting dalam mendukung konservasi berbasis masyarakat.

Namun, tantangan tetap ada. Menurut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) NTB, sekitar 60 persen hutan di wilayah ini mengalami kerusakan akibat aktivitas tambang dan alih fungsi lahan. Walhi menyerukan perlunya regulasi lebih ketat dan komitmen semua pihak untuk memulihkan ekosistem yang rusak.

Meski begitu, sinergi antara pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat memberikan optimisme. Upaya seperti reboisasi, perlindungan kawasan hutan, serta kampanye edukasi masyarakat telah menunjukkan hasil positif. Langkah ini diharapkan tidak hanya melestarikan elang Flores, tetapi juga menjaga kesehatan ekosistem secara keseluruhan.

Dengan kerja sama yang berkelanjutan, Indonesia dapat memastikan bahwa elang Flores tetap menjadi bagian dari warisan alam yang membanggakan bagi generasi mendatang.

Berita Terkait...